“Sudahkah kita berinvestasi untuk masa tua?”
Bersyukur
yang tiada henti-hentinya kepada Sang Pencipta ketika masih diberi waktu untuk
bernapas menikmati keindahan alam yang diciptkan-Nya berdampingan dengan
manusia. Hijaunya hamparan padi dengan kesuburannya disore hari dibawa langit
yang mendung menghadrikan suatu suasana yang nyaman dalam diri dan seketika
kepenatan pun menjauh sejenak dari hiruk-pikuk beban pekerjaan dan semangat
untuk bekerja kembali muncul setelah diisi energi oleh indahnya kehijauan sawah
yang tumbuh subur.
Berada
sejenak dipinggir sawah tetiba saja membawa saya merenungi masa-masa yang
selama ini sudah saya lalui dalam dunia kerja. Padi dengan warnanya yang hijau
elok dipandang mata menyadarkan saya dengan kondisi usia produktif, Yah usia yang
pada umumnya diyakini oleh orang-orang bahwa usia produktif adalah usia dimana
berada pada rentang 17 tahun sampai dengan 45 tahun dimana masih tersave tenaga
dan energi yang fresh dalam diri dan masih dalam tahap untuk terus mencari hal
yang baru untuk terus belajar dan melakukan hal-hal yang selangkah lebih baik
dari yang umumnya dilakukan oleh orang lain. Berinvestasi dimasa muda tidak
hanya harus terpaku dengan apa yang sudah dicontohkan oleh generasi sebelumnya,
akan tetapi harus berinvestasi sedikit demi sedikit untuk keluar dari zona
nyaman dan merancang serta membangun sebuah bentuk yang berbeda dari pada
umumnya, karena orang-orang akan tertarik pada hal yang sedikit berbeda dari
yang umumnya ada disekitar kita.
Kesuburan
padi yang hijau memberikan banyak energy positif bagi orang-orang yang
memandangnya, begitupun dengan orang-orang yang memanfaatkan usia produktifnya
untuk berivestasi. Investasi dalam banyak hal terutama untuk investasi iman,
kesehatan, dan tentunya ilmu yang bisa digunakan untuk bertahan hidup sebagai
makhluk sosial. Generasi muda yang masih produktif hendaknya bisa menabung
sedikit demi sedikit ilmu untuk meniti karir karena kehijauan padi hanya akan
elok dipandang ketika masa suburnya dan kehijauan itu akan memudar karena
bersanding dengan biji padi yang coklat dan ketika memasuki masa panen, maka
warnanya akan berubah kecoklatan menjadi hal yang tidak lagi memberikan energi
warna yang membangkitkan semangat karena sudah berganti dengan masa warna coklat
dan mencapai batas untuk digantikan kembali oleh padi yang baru.
Saya
tetiba tersentak menyadari siklus padi mulai dari proses tumbuh menjadi hal
yang bermanfaat untuk manusia sampai pada akhirnya tergantikan dengan padi yang
baru lagi. Manusia yang sejatinya juga dalam bertahan hidup tentunya memiliki
masa untuk aktif-aktifnya bisa melakukan banyak hal untuk orang lain. Usia
produktif dengan segala pernak-pernik kenyamanannya terkadang membuat kita
terlena dan terbawah arus sehingga tidak mampu untuk mensave energi mengejar
teman-teman yang terlebih dahulu menyiapkan ancang-ancang energinya
mengelilingi hamparan sawah kehidupan yang berhektar-hektar, mereka mampu
sampai pada garis finish tanpa harus tergopoh-gopoh dan masih bisa menikmati
sisa energinya untuk menikamti kesuksesan dan keindahan hijaunya padi.
Bertahan
hidup dengan prinsip memanfaatkan usia produktif untuk berkarya dan
menghasilkan ataukah memilih menikmati hidup muda dengan hanya ongkang-ongkang
kaki dan berpangku tangan hingga akhirnya kaki ini tak bisa lagi digoyangkan
pada masa tua dan hanya menjadi penonton bukan penikmat atas karya yang telah
dihasilkan. Wahai generasi muda yang masih produktif resapilah filosofi padi
yang tidak selamanya berwarna hijau yang menyegarkan teruslah menabung
karya-karya dengan prinsip selalu berjalan selangkah lebih awal dari orang
didepan agar kelak tabungan itu bisa kita gunakan untuk usia yang tidak lagi
produktif.
Selama
kita masih menghasilkan karya untuk diri sendiri dan orang lain, maka selama
itulah kita akan selalu berada pada usia produktif. Usia produktif bagi saya
tidak terbatas oleh usia dalam nominal angka akan tetapi seberapa mampu kita
mempergunakan energi-energi yang sudah kita simpan diusia angka produktif untuk
dipergunakan dimasa usia angka yang tidak produktif lagi.
Semoga
goresan pena malam ini dengan pikiran filosofi padi yang kulalai beberapa hari
yang lalu disore hari menyadarkan ku kembali untuk terus berinvestasi melakukan
langkah-langkah kecil yang pada akhirnya akan menjadi tumpukan untuk masa yang
akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar